Kamis, 08 Maret 2012

Sedikit Kisahku tentang An Arch y

Tanya Jawab Winata, Peringatan Hari Kemerdekaanarkis Indonesia.

Tempat : di Pemukiman rumah saya, yang ada akuariumnya

Waktu: 16 Agustus 2011, Pukul 19.58 Waktu Hongaria


By: Winata, Eko Surya


Guntoro_Saputro:  “Apa bedanya anarki, vandalisme, kriminalisme? Semuanya sama-sama merusak dan merugikan negara”

Ekoswinata: “ Anarkisme sejarahnya adalah gerakan kemanusiaan, membebaskan ketertindasan rakyat dari kejamnya penguasa lalim!”


Disinyalir bahwa kerusuhan di Inggris dikerahkan lewat twitter  (Wiih ternyata emang keren jejaring sosial ini!). Polisi Inggris menyebut penjarahan di distrik totenham itu “kriminal opurtunis”. Kalo polisi indonesia menyebut kayak gitu, “anarkisme”, sok tapi norak!


Andro: “Kak vandalisme itu apa? Hehehe”

Ekoswinata: “Kalo vandalisme itu kamu ngerusak telpon umum atas dasar kamu ga punya lawan main smack down. Atau dalam bahasa lain, kegiatan perusakan atas dasar iseng-iseng”


Kelompok anarkisme inggris pun menolak penjarahan atau aksi perusakan apa pun diidentikan dengan anarkisme.

Label anarkisme jadi negatif ada sejarahnya, awal-awal abad 20, terutama di amerika ketika Emma Goldman dan A Berkman menyatakan perang atas kapitalisme. Kapitalisme maupun negara selalu merasa terancam atas sikap anarkisme yang meyakini tiap kejahatan muncul oleh kolaborasi kapitalis dan aparat. Di Indonesia anarkisme dilabeli dengan tindakan destruktif, masa Orba dikaitkan dengan cara-cara PKI, OTB (Organisasi Tanpa Bentuk). Bahkan filosofi anarkisme semata diidentikkan dengan komunisme, sosialisme tanpa memperhitungkan luasnya filosofi anarkisme itu. Orba melakukan sapu bersih atas isme-isme yang dianggap berbeda dengan pancasila buatannya, termasuk anarkisme bahkan mendiskredit para pahlawan (Soekarnois)


Erwin: “McCarthyism berperan engga dalam stigmatisasi anarkisme?”

Ekoswinata: “Sangat mungkin kalo melihat kasus sebelumnya di Amerika, parno atas komunis, FIRST RED SCARE! ”


Banyak yang belum tahu kalau Soekarno itu sangat bersimpati pada “anarkisme” yang dianggapnya positif dan memberikannya semangat melawan penjajah. Paska reformasi otoritas telah mempersiapkan label represif lain bagi para anarkis: terorisme. Itu akan dikuatkan di dalam UU. Melabeli negatif atas sebuah konsep dengan tidak menguasai inti atau makna konsep tersebut termasuk melakukan “kekerasan simbolik”! Tak Beradab!. Kekuasaan memang kerjanya mengkorup makna bukan saja duit dan eksploitasi tenaga manusia, maka wajar muncul anarkisme untuk melawannya. Bagi yang punya perasaan sangat besarlah potensinya menjadi anarkis kalo menyaksikan aparat sukanya menindas dan hukum hanya untuk yang kuat duitnya.


“Jika dirimu berbeda, semua orang disekitarmu menginginkan kau sama dengan mereka. Terdidik menjadi fasis? (Winata:69)”


Sendi: “ Foucault anarkis kan ya ko?”

Ekoswinata: “Lacan, Foucault, Barthez, dll penganjur semiotik itu anarkis, Sendi”


Anarkisme itu ada dimana-mana, memang ada yang menganjurkan perlawanan konfrontatif dengan aparat atau penguasa, ada juga yang melawan secara diam seperti Gandhi. Dalam sejarah, tak pernah terlihat gerakan anarkis melakukan perlawanan horisontal, selalu dengan pemerintah dan kapitalis yang eksploitatif. Gerakan anarkis yang konfrontatif dilakukan Bakunin, penghujung abad 19 yang merasa memang sudah waktunya melakukan perlawanan keras pada penguasa lalim. Perlawanan keras Bakunin atas penguasa lalim Rusia saat itu sampe pake molotov, mencuatnya imej anarkisme = molotov, bakunin terdesak, kalah. Bakunin pengikut ajaran Marx tapi menganggap Marx masih cemen karena ga mau langsung bergerak lawan pemerintah dan kapitalisme barbar. Di Amerika “murid” bakuni, anarkis Emma Goldman, imigran dari Lithaunia, lakukan cara yang sama, perang atas kapitalisme, ditangkap/dideportasi.


_dwiprayitno_: “Bill Clinton dalam kampanye Presiden periode pertama punya jargon: “ It’s all about economy, stupid !”

Ekoswinata:  “Bill Clinton semasa mahasiswanya ikut gerakan anarkisme kultural, Counter-Culture!”


Pacifism dan Pluralism turunan dari anarki. Hahaha jadi ya aneh kalo mengaitkan anarki dengan aksi kekerasan.


“Pacifism dan pluralism turunan dari anarki. Hahaha aneh kalo mengaitkan anarki dengan aksi kekerasan. (Winata:69)”


Tuan, sejarah anarkisme, dari sebutan “anarkisme klasik” hingga “postanarkisme”, tonggak peristiwanya dari revolusi perancis. Berbagai aliran pun menghidupinya; Liberalisme, sosialisme, komunisme, eksistensialisme, poststrukturalisme, dll. Dua hal umumnya dikenal dari anarkisme atau pemikirannya; Secara positif  sebagai gerakan kemanusiaan, secara negatif anti pemerintah/negara/hukum. Batasan positif/ negatif anarkisme jelas muncul dari literatur-literatur kritis/ akademis, secara praktis tak ada batasan itu yang penting lawan penindasan!. Anarkisme liberal/ eksistensialisme mengedepankan kebebasan individual mengatasi sosial, hukum dan negara.


Kresna: “ Kalo mengikuti teori yang ada berarti sudah ga anarkis lagi. Terpatron sih”

Ekoswinata: “Ga gitu juga, perlu alasan kuat untuk bertindak tapi tidak harus terpaku pada alasan-alasan itu.”


Andre_Dewata: “ Apa membangun dan memperbaiki tatanan sosial masyarakat itu anarkisme?

Ekoswinata: “Anarkis Joseph Proudhon, “Saya hancurin maka harus saya bangun”


Anarkisme sosialisme gerakan melawan akumulasi atau pemilikan pribadi yang dianggap sebagai hasil rampokan kapitalis bersekutu dengan aparatur.


Andre_Dewata: “ Kalo itu saya asumsikan revolusi”

Ekoswinata: “Anarkisme memang menghendaki revolusi Perancis, Lenin, Gandhi, dan Soekarno”


Tapi anarkisme revolusi untuk siapa/ apa? Bikin negara atau pemerintahan artinya bukan lagi anarkisme.


“Semata untuk Kebebasan Setiap Orang”.


Published with Blogger-droid v2.0.4

0 komentar:

Posting Komentar

Tayangan halaman minggu lalu

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Kunang-kunang, dulu aku kecil, kau-pun juga. Sekarang aku besar, tapi kau masih tetap saja kecil. Andai ada kunang-kunang sebesar diriku, maka akan teranglah dunia.

Pengikut